KHASIAT TANAMAN BUNGA MELATI

14 Maret 2011


MAKALAH
       KHASIAT TANAMAN BUNGA MELATI



O
L
E
H
Ryan
XI – IPA 1

SMAN -1 KATINGAN HILIR
KATINGAN
KALIMANTAN TENGAH
2011

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah  yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga penulis memiliki kekuatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini berguna bagi kita semua.

Kasongan, 25-01-2011
Penulis



Ryan


DAFTAR ISI


Kata pengantar
Daftar isi

BAB I.  PENDAHULUAN
                  A.Latar belakang
                  B.Rumusan masalah
                  C.Tujuan penulisan
                  D.Manfaat dari penulisan
                     D.1 Manfaat untuk penulis
                     D.2 Manfaat untuk pembaca
               E.   Metode yang penulis gunakan dalam tulisan ini
                     E.1 Study kepustakaan
                     E.2  wawancara
F.Pengertian
G. Sistematika penulis

BAB II. PEMBAHASAN
A.  Mengenal tanaman bunga melati
B.  Budidaya tanaman bunga melati
       A. Pembibitan
       B. Pengolahan media tanam
C.  Teknik penanaman
D.  Pemeliharaan tanaman
E.   Pengendalian Hama dan Penyakit 
A.  Hama
B.  Penyakit
C. Khasiat tanaman bunga melati
A.  Khasiat tanaman bunga melati 

BAB III. PENUTUP
A.  Kesimpulan 
B.  Saran- saran

Daftar pustaka                                                                                                                           


BAB    I
PENDAHULUAN


A.    Latar belakang

Di negara kita yang beriklim tropis ini, banyak terdapat tanaman yang mengandung khasiat obat. Ada yang tumbuh liar, ada pula yang sengaja di tanam dan di pelihara di perkarangan rumahnya. Tanaman-tanaman itu ada yang di manpaatkan batangnya, akarnya, daunnya, ataupun buahnya.

Jenis tanaman yang mengandung khasiat obat diantaranya jeruk nipis, gelinggang, kunyit,  jehe, lengkuas, tebu, ilalang, bawang merah, bawang putih, belimbing, bunga melati, bunga mawar  , daun dewa, delima putih, daun ungu,  jagung,  jambu biji, jeruk nipis, dan tapak kaki kuda dan lain-lain.

Dalam tulisan ini penulis akan membahas tentang tanaman bunga melati.Tanaman bunga Melati, dapat berbunga sepanjang tahun dan dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur dengan ketinggian sekitar 600 atau 800 meter diatas permukaan laut, asalkan mendapatkan cukup sinar matahari

Urutan selanjutnya tentang tanaman bunga melati  akan penulis tuangkan dalam bab pembahasan.

B.  Rumusan masalah

      Rumusan masalah dalam karya tulisan ini adalah :
· “khasiat apa saja yang terkandung dalam tanaman bunga melati ?
· “Bagaimana cara budidaya tanaman bunga melati ?

C.  Tujuan penulisan

            Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Menambah wawasan pengetahuan mengenai tanaman-tanaman yang mengandung    
    khasiat obat.
2. Menberitahukan kepada masyarakat khususnya yang membaca tulisan ini tentang khasiat
    dari tanaman di sekitar kita.
3. Agar kita tau bagaimana cara membudidayakan tanaman obat.
4. Agar kita tau tentang zat-zat yang terkandung dalam tanaman obat.
5. Agar kita mengetahui bahwa lebih baik mengobati penyakit menggunakan obat-obat
    tradisional dari pada buatan pabrik.

D. Manfaat dari penulisan ini adalah:
     
     D.1 Manfaat untuk penulis

            Penulis belajar membuat sebuah katya tulis yang bersifat penelitian penulis dapat mengetahui jenis tanaman khasiat obat penulis dapat mengetahui sekaligus bisa memperaktekan bagaimana penguna tanaman obat tersebut.

D.2 Manfaat untuk pembaca

            Agar para pembaca dapat mengetahui tanaman berkhasiat obat di sekitar kita agar para pembaca dapat memperaktekan atau menggunakan tanaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
            Agar para pembaca dapat membudidayakan tanaman tersebut di halaman rumah.

E.        Metode yang penulis gunakan dalam tulisan ini adalah:
    
      E.1 Study kepustakaan

                  Penulis menggunakan rujukan dari buku, majalah, boletin atau sumber lain yang relapan dengan masalah yang ditulis.

      E.2  wawancara

                  Penulis melakukan wawancara dengan berbagai pihak yang dapat member masukan kepada kelengkapan isi tulisan.

F.   Pengertian

Bunga MelatiMelati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Di Italia, melati casablanca (Jasmine officinalle), yang disebut Spanish Jasmine ditanam tahun 1692 untuk di jadikan parfum. Tahun 1665 di Inggris dibudidayakan melati putih (J. sambac) yang diperkenalkan oleh Duke Casimo de Medici. Dalam tahun 1919 ditemukan melati J. parkeri di kawasan India Barat Laut, Kemudian dibudidayakan di Inggris pada tahun 1923. Di Indonesia nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah Nusantara. Nama-nama daerah untuk melati adalah Menuh (Bali), Meulu cut atau Meulu Cina (Aceh), Menyuru (Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru (Menado), Mundu (Bima dan Sumbawa) dan Manyora (Timor), serta Malete (Madura).

G. SISTEMATIKA PENULIS
Sistematika dalam penulisan ini adalah :

Kata pengantar
Daftar isi

BAB I.  PENDAHULUAN
                A.   Latar belakang
                B.   Rumusan masalah
                C.   Tujuan penulisan
                      D.   Manfaat dari penulisan
                             D.1 Manfaat untuk penulis
                       D.2 Manfaat untuk pembaca
               E.    Metode yang penulis gunakan dalam tulisan ini
                       E.1 Study kepustakaan
                       E.2  wawancara
                           F.   Pengertian
               G.  Sistematika penulis

BAB II. PEMBAHASAN
A. Mengenal tanaman bunga melati
B. Budidaya tanaman bunga melati
       A. Pembibitan
       B. Pengolahan media tanam
 C. Teknik penanaman
 D. Pemeliharaan tanaman
 E.  Pengendalian Hama dan Penyakit
A.  Hama
B.  Penyakit
C. Khasiat tanaman bunga melati
A.  Khasiat tanaman bunga melati

BAB III. PENUTUP
  A.Kesimpulan
                B.Saran- saran

Daftar pustaka                                                                                                                     
BAB II
PEMBAHASAN


A.  Mengenal tanaman bunga melati.

Tanaman bunga melati merupakan salah satu tanaman hias yang sudah banyak dikenal dan banyak manfaatnya. Di samping sebagai tanaman hias, melati dapat digunakan sebagai pengharum, bunga rangkai, bunga tabur, parfum, pewangi teh dan obat tradisional (Suhendar 1990 dan Herlina, 1991).

Sebagai bunga rangkai maka bunga melati mempunyai kelebihan dibandingkan bunga-bunga lainnya yaitu dari bunga melati dapat dibuat rangkaian bunga yang bentuknya dapat disesuaikan dengan keinginan dan situasi dari rangkaian bunga tersebut akan digunakan. Dengan keahlian dan kreativitas para perangkai maka roncean bunga melati dapat dibuat bentuk rangkaian bunga yang mempesona dalam sejuta gaya (Setijati dan Rivai, 1991).

Nilai ekonomi melati bukan hanya terbatas untuk memenuhi permintaan konsumen di dalam negeri sebagai bunga rangkai dan roncean, namun dapat dijadikan bahan dasar industri minyak wangi dan kosmetika, bahan baku pengharum dan penyedap minuman teh. Salah satu altematif pendayagunaan bunga melati lain yang berprospek cerah adalah ekstraksi menjadi minyak. Minyak melati yang dikenal dengan sebutan Jasmine absolut sangat dibutuhkan untuk bahan baku industri minyak wangi jasmine, pewangi teh, bahan pewangi sabun, cat, tinta, karbol, semir sepatu, pestisida maupun kain (Marcell, 1992).

Tanaman melati diklasifikasikan dalam suku Oleaceae marga Jasminum. Terdapat sekitar 200 jenis melati yang telah diketahui namanya di seluruh dunia, baik yang tumbuh di daerah tropis maupun sub tropis (Pizzetti and Cocker, 1968). Masing-masing jenis melati dibedakan berdasarkan perbedaan bentuk tanaman dan warna bunganya.

Inventarisasi jenis-jenis melati merupakan upaya untuk memperoleh suatu kumpulan informasi mengenai jenis-jenis melati sebagai bahan untuk penelitian dan pengembangannya.

Melati tergolong tanaman perdu berkayu sehingga perbanyakannya dengan cara vegetatif seperti rundukan, cangkok dan penyetekan bisa dilakukan (Sunarjono, 1984; Hartmann dan Kester, 1990). Pencangkokan dan rundukan menjamin keberhasilan perbanyakan, namun jumlah bibit yang didapat terbatas, sehingga perbanyakan secara setek merupakan pilihan paling sesuai untuk menghasilkan bibit dalam jumlah besar, cepat dan mudah karena tidak memerlukan keahlian khusus dalam penanganannya. Namun masalah utama dalam penyetekan melati adalah persentase setek yang tumbuh tidak terlalu tinggi (Palupi, 1981).

Produksi bunga melati yang telah dicapai petani di Indonesia rata-rata sekitar 4-5 kg/ha/hari pada musim penghujan dan mencapai 2-3 kg/ha/hari pada musim kemarau (Santosa, 1991). Di negara maju seperti Perancis, produksi bunga melati mencapai 3000-4000 kg/ha/tahun dan Italia produksi melati mencapai 4500-5500 kg/ha/tahun. Hal ini menunjukkan bahwa produksi bunga melati di Indonesia masih jauh lebih rendah, sedangkan peluang ekspor bunga melati ke pasaran intemasional masih terbuka luas, mengingat Indonesia saat ini baru mampu memenuhi sekitar 20 % dari kebutuhan bunga melati di pasaran dunia (Hikman, 1991). Oleh karena itu perlu upaya memperbaiki teknik budidayanya agar dapat diperoleh hasil yang maksimal.

Areal pertanaman melati di P. Jawa cukup luas dan mampu menjadi sumber penghasilan bagi penanamnya. Namun pengendalian hama dan penyakitnya pada umumnya masih menggunakan pestisida pada hal hasilnya terutama untuk bahan baku pewangi teh. Cara pengendalian tersebut selain mahal, residunya dapat menimbulkan dampak negatif bagi pengguna maupun lingkungannya. Informasi tentang jenis-jenis hama penyakit dan beberapa aspek bioekologinya merupakan langkah awal untuk melakukan penelitian tentang altematif cara pengendalian yang lebih aman tetapi tetap efektif sesuai dengan konsep pengendalian hama secara terpadu yang lebih menggunakan pendekatan ekologi (Maryam dkk, 1994).

B. Budidaya  tanaman bunga melati.

A.  Pembibitan

1.      Teknik Penyemaian Benih : Tancapkan tiap stek pada medium semai 10–15 cm/sepertiga dari panjang stek. Tutup permukaan wadah persemaian dengan lembar plastik bening (transparan) agar udara tetap lembab.
2.      Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian.

1.      Penyiapan tempat semai:
§  Siapkan tempat/wadah semai berupa pot berukuran besar/polybag, medium semai (campuran tanah, pasir steril/bersih).
§  Periksa dasar wadah semai dan berilah lubang kecil untuk pembuangan air yang berlebihan.
§  Isikan medium semai ke dalam wadah hingga cukup penuh/setebal 20–30 cm. Siram medium semai dengan air bersih hingga basah.
2.      Pemeliharaan bibit stek:
§  Lakukan penyiraman secara kontinu 1–2 kali sehari.
§  Usahakan bibit stek mendapat sinar matahari pagi.
§  Pindahkan tanaman bibit stek yang sudah berakar cukup kuat (umur 1–23 bulan) ke dalam polybag berisi medium tumbuh campuran tanah, pasir dan pupuk organik.
§  Pelihara bibit melati secara intensif (penyiraman, pemupukan dan penyemprotan pestisida dosis rendah) hingga bibit berumur 3 bulan.

B.  Pengolahan Media Tanam
1.      Pembukaan Lahan
1.      Bersihkan lokasi untuk kebun melati dari rumput liar (gulma), pepohonan yang tidak berguna/batu-batuan agar mudah pengelolaan tanah.
2.      Olah tanah dengan cara di cangkul/dibajak sedalam 30-40 cm hingga gembur, kemudian biarkan kering angin selama 15 hari
2.      Pembentukan Bedengan : Membentuk bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antara bedeng 40–60 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan.
3.      Pengapuran : Tanah yang pH-nya masam dapat diperbaiki melalui pengapuran, misalnya dengan kapur kalsit (CaCO3) dolomit {CaMg (CO3)2}, kapur bakar (Quick lime, CaO)/kapur hidrat (Slakked lime,{Ca(OH)2}. Fungsi/kegunaan pengapuran tanah masam adalah untuk menaikan pH tanah, serta untuk menambah unsur-unsur Ca dan Mg.
4.      Pemupukan : Tebarkan pupuk kandang di atas permukaan tanah, kemudian campurkan secara merata dengan lapisan tanah atas. Pupuk kandang dimasukkan pada tiap lubang tanam sebanyak 1-3 kg. Dosis pupuk kandang berkisar antara 10-30 ton/hektar. Lubang tanam dibuat ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak antar lubang 100-150 cm. Penyiapan lahan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau/1-2 bulan sebelum musim hujan.
C.  Teknik Penanaman
1.      Penentuan Pola Tanam : Sebulan sebelum tanam, bibit melati diadaptasikan dulu disekitar kebun. Lahan kebun yang siap ditanami diberi pupuk dasar terdiri atas 3 gram TSP ditambah 2 gram KCI per tanaman. Bila tiap hektar lahan terdapat sekitar 60.000 lubang tanam (jarak tanam 1,0 m x 1,5 m), kebutuhan pupuk dasar terdiri atas 180 kg TSP dan 120 kg KCI. Bersama pemberian pupuk dasar dapat ditambahkan “pembenah dan pemantap tanah “ misalnya Agrovit, stratos/asam humus Gro-Mate.
2.      Pembuatan Lubang Tanam : Bibit melati dalam polybag disiram medium tumbuh dan akar-akarnya. Tiap lubang tanam ditanami satu bibit melati. Tanah dekat pangkal batang bibit melati dipadatkan pelan-pelan agar akar-akarnya kontak langsung dengan air tanah.

3.      Cara Penanaman : Jarak tanam dapat bervariasi, tergantung pada bentuk kultur budidaya, kesuburan tanah dan jenis melati yang ditanam, bentuk kultur perkebunan jarak tanam umumnya adalah 1 x 1,5 m, sedang variasi lainnya adalah 40 x 40 cm, 40 x 25 cm dan 100 x 40 cm.

D. Pemeliharaan Tanaman
1.         Penjarangan dan Penyulaman. : Cara penyulaman adalah dengan mengganti tanaman yang mati/tumbuhan abnormal dengan bibit yang baru. Teknik penyulaman prinsipnya sama dengan tata laksana penanaman, hanya saja dilakukan pada lokasi/blok/lubang tanam yang bibitnya perlu diganti. Periode penyulaman sebaiknya tidak lebih dari satu bulan setelah tanam. Penyulaman
2.      seawal mungkin bertujuan agar tidak menyulitkan pemeliharaan tanam berikutnya dan pertumbuhan tanam menjadi seragam. Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi/sore hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas.
3.         Penyiangan : Pada umur satu bulan setelah tanam, kebun melati sering ditumbuhi rumput-rumput liar (gulma). Rumput liar ini menjadi pesaing tanaman melati dalam pemenuhan kebutuhan sinar matahari, air dan unsur hara.
4.         Pemupukan : Pemupukan tanaman melati dilakukan tiap tiga bulan sekali. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan terdiri atas Urea 300-700 kg, STP 300-500 kg dan KCI 100-300 kg/ha/tahun. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara disebar merata dalam parit di antara barisan tanaman / sekeliling tajuk tanaman sedalam 10-15 cm, kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan dapat pula dengan cara memasukan pupuk ke dalam lubang tugal di sekeliling tajuk tanaman melati. Waktu pemupukan adalah sebelum melakukan pemangkasan, saat berbunga, sesuai panen bunga dan pada saat pertumbuhan kurang prima. Pemberian pupuk dapat meningkatkan produksi melati, terutama jenis pupuk yang kaya unsur fosfor (P), seperti Gandasil B (6-20-30)/Hyponex biru (10-40-15) dan waktu penyemprotan pupuk daun dilakukan pada pagi hari (Pukul 09.00) atau sore hari (pukul 15.30-16.30) atau ketika matahari tidak terik menyengat.
5.         Pengairan dan Penyiraman : Pada fase awal pertumbuhan, tanaman melati membutuhkan ketersediaan air yang memadai. Pengairan perlu secara kontinyu tiap hari sampai tanaman berumur kurang lebih 1 bulan. Pengairan dilakukan 1-2 kali sehari yakni pada pagi dan sore hari. Cara pengairan adalah dengan disiram iar bersih tiap tanam hingga tanah di sekitar perakaran cukup basah.
6.         Waktu Penyemprotan Pestisida : Zat perangsang/zat pengatur Tumbuh (ZPT) dapat digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi bunga, zat perangsang bunga yang berpengaruh baik terhadap pembungaan melati adalah Cycocel (Chloromiguat) dan Etherel. Tanaman melati yang di semprot dengan Cycocel berkonsentrasi 5.000 ppm memberikan hasil bunga yang paling tinggi, yakni 1,45 kg/ tanaman. Cara pemberiannya: zat perangsang bunga disemprotkan pada seluruh bagian tanaman, terutama bagian ujung dan tunas-tunas pembungaan. Konsentrasi yang dianjurkan 3.000 ppm–5.000 ppm untuk Cycocel atau 500-1.500 ppm bila digunakan Ethrel.

7.         Lain-lain : Tanaman melati umumnya tumbuh menjalar, kecuali pada beberapa jenis melati, seperti varietas Grand Duke of tuscany yang tipe pertumbuhannya tegak. Tinggi pemangkasan amat tergantung pada jenis melati, jenis melati putih (J.sambac) dapat di pangkas pada ketinggian 75 cm dari permukaan tanah, sedangkan jenis melati Spnish Jasmine (J. officinale var. grandiflorum) setinggi 90 cm dari permukaan tanah.

E. Hama dan penyakit

Tanaman melati tidak luput dari gangguan hama dan penyakit, prinsip pokok dan prioritas teknologi pengendalian hama/penyakit .

1.   Pengendalian hayati dilakukan secara maksimal dengan memanfaatkan musuh-musuh alami hama (parasitoid, perdator, patogen) dengan cara:
o     memasukan, memelihara, memperbanyak, melepaskan musuh alami
o     mengurangi penggunaan pestisida organik sintetik yang berspektrum lebar/menggunakan  pestisida selektif.
2.   Ekosistem pertanian dikelola dengan cara:
o     penggunaan bibit sehat
o     sanitasi kebun
o     pemupukan berimbang
o     pergiliran tanaman yang baik
o     penggunaan tanaman perangkap,
3.   Pestisida digunakan secara selektif berdasarkan hasil pemantauan dan analisis ekosistem.

A.  Hama

1.      Ulat palpita (Palpita unionalis Hubn) :
o    Hama ini termasuk ordo Lepidoptera dan famili Pyralidae, Stadium hama yang merusak tanaman melati adalah larva (ulat).
o    Pengendalian: dilakukan dengan cara memotong bagian tanaman yang terserang berat dan menyemprotkan insektisida yang mangkus dan sangkil, misalnya Decis 2,5 EC, Perfekthion 400 E/Curacron 500 EC .
2.      Penggerek bunga (Hendecasis duplifascials) :
o    Hama ini termasuk ordo Lepidoptera dan famili Pyralidae.
o    Gejala: menyerang tanaman melati dengan cara menggerek/melubangi bunga sehingga gagal mekar. Kuntum bunga yang terserang menjadi rusak dan kadang-kadang terjadi infeksi sekunder oleh cendawan hingga menyebabkan bunga busuk.
o    Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang mangkus, misalnya Decis 2,5 EC, Cascade 50 EC/Lannate L .

3.      Thips (Thrips sp) :
o    Thrips termasuk ordo Thysanoptera dan famili Thripidae. Hama ini bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag).
o    Gejala: menyerang dengan cara mengisap cairan permukaan daun, terutama daun-daun muda (pucuk).
o    Pengendalian: dilakukan dengan cara mengurangi ragam jenis tanaman inang di sekitar kebun melati dan menyemprotkan insektisida yang mangkus : Mesurol 50 WP, Pegasus 500 SC/Dicarzol 25 SP .
4.      Sisik peudococcus (Psuedococcus longispinus) :
o    Hama ini termasuk ordo Pseudococcidae dan famili Homoptera yang hidup secara berkelompok pada tangkai tunas dan permukaan daun bagian bawah hingga menyerupai sisik berwarna abu-abu atau kekuning-kuningan.
o    Gejala: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman dan mengeluarkan cairan madu.
o    Pengendalian: dilakukan dengan menyemprotkan insektisida yang mangkus, misalnya Bassa 500 EC/Nogos 50 EC.
5.      Ulat nausinoe (Nausinoe geometralis) :
o    Hama ini termasuk ordo Lepidoptera dan famili Pyralidae.
o    Ciri: ngengat berwarna coklat dengan panjang badan rata-rata 12 mm dan panjang rentang sayap kurang lebih 24 mm berwarna coklat dan berbintik-bintik transparan.
o    Gejala: menyerang daun tanaman melati identik (sama) dengan serangan ulat P. unionalis.
6.      Hama Lain. :
o    Hama lain yang sering ditemukan adalah kutu putih (Dialeurodes citri) dan kutu tempurung (scale insects). Bergerombol menempel pada cabang, ranting dan pucuk tanaman melati, menyerang dengan cara mengisap cairan sel, sehingga proses fotosintesis (metabolisme).
o    Pengendalian dilakukan dengan menyemprotkan insektisida yang mangkus, seperti Perfekthion 400 EC/Decis 2,5 EC.

B. Penyakit

1.      Hawar daun :
o    Penyebab: cendawan (jamur) Rhizcotonia solani Kuhn.
o    Gejala: menyerang daun yang letaknya dekat permukaan tanah.
2.      Hawar benang (Thread Blight) :
o    Penyebab: jamur Marasmiellus scandens (Mass).
o    Gejala: menyerang bagian cabang tanaman melati.

3.      Hawar bunga (Flower Blight) :
o    Penyebab: cendawan (jamur) Curvularia sp. Fusarium sp dan Phoma sp,.
o    Gejala: bunga busuk, berwarna coklat muda dan kadang-kadang bunga berguguran.
4.      Jamur upas :
o    Penyebab: jamur Capnodium salmonicolor. Penyakit ini menyerang batang dan cabang tanaman melati yang berkayu.
o    Gejala: terjadi pembusukan yang tertutup oleh lapisan jamur berwarna merah jambu pada bagian tanaman terinfeksi apnodium sp. dan Meliola jasmini Hansf. et Stev. Gejala serangan capnodium adalah permukaan atas daun tertutup oleh kapang jelaga berwarna hitam merata.
5.      Bercak daun :
o    Penyebab: jamur Pestaloita sp.
o    Gejala: bercak-bercak berwarna coklat sampai kehitam-hitaman pada daun.
6.      Karat daun (Rust) :
o    Penyebab: ganggang hijau parasit (Cephaleuros virescens Kunze).
o    Gejala: pada permukaan daun yang terserang tampak bercak-bercak kemerah-merahaan dan berbulu. Penyakit ini umumnya menyerang daun-daun yang tua.
7.      Antraknosa :
o    Penyebab: jamur Colletotrichum gloesporoides.
o    Gejala : terbentuk bintik-bintik kecil berwarna kehitam-hitaman. Bintik-bintik tersebut membesar dan memanjang berwarna merah jambu, terutama pada bagian daun. Serangan berat dapat menyebabkan mati ujung (die back).
8.      Penyakit lain :
o    Busuk bunga oleh bakteri Erwinia tumafucuens. Bintil akar oleh nematoda Meloidogyne incognito, penyebab abnormilitas perakaran tanaman. Virus kerdil penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman melati, belang-belang daun dan kadang-kadang seluruh ranting dan pucuk menjadi kaku.

C.        Khasiat tanaman bunga melati.

      Bunga melati merupakan tanaman hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Biasa kita temukan di halaman rumah, sebagai hiasan untuk mempercantik rumah, selain itu juga biasa digunakan sebagai aksesoris pengantin.

      Bunga dan daun melati terasa pedas, manis dan sejuk. Sehingga dapat berkhasiat untuk anti radang, merangsang pengeluaran keringat, melancarkan pernafasan dan peluruh air seni.

      Akar melati terasa pedas dan manis, berkhasiat sebagai pemati rasa dan menghilangkan rasa sakit.

      Melati mengandung senyawa-senyawa unsur kimia yang besar manfaatnya untuk pengobatan. Kandungan kimia yang ada tersebut antara lain indol, benzyl, livalylacetaat.

A.  Khasiat tanaman bunga melati adalah :

1.   Menghentikan ASI yang keluar berlebihan
·         Bahan: 1 genggam daun melati
·         Cara membuat: bahan tersebut dipipis halus
·         Cara menggunakan: ditempel di seputar buah dada, setiap pagi sebelum mandi.

2.   Sakit mata (mata merah atau belek)
·         Bahan: 1 genggam daun melati
·         Cara membuat: bahan tersebut dipipis halus
·         Cara menggunakan: ditempel pada dahi, apabila sudah kering diganti baru, ulangi sampai sembuh.

3.
   Bengkak akibat serangan daun lebah
·         Bahan: 1 genggam bunga melati
·         Cara membuat: bahan tersebut diremas-remas sampai halus
·         Cara menggunakan: ditempel pada bagian yang disengat lebah.

4.
   Demam dan sakit kepala
·      Bahan: 1 genggam daun melati, 10 bunga melati.
·      Cara membuat: bahan tersebut diremas-remas dengan tangan, kemudian direndam dengan
air dalam rantang.
·      Cara menggunakan: air rendaman digunakan untuk kompres dahi.

5.   Sesak napas
·         Bahan: 20 lembar daun melati dan garam secukupnya
·         Cara membuat: bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring.
·         Cara menggunakan: air saringan lalu di minum.

6.   Lnfluensa
·    Bahan: 6 gram bunga melati kering, 5 gram jahe dan 2 batang daun bawang putih.
·         Cara membuat: direbus dengan air 400 cc hingga tersisa 200 cc dan disaring.
·         Cara menggunakan: air saringan lalu di minum.

BAB III
P E N U T U P


A.  Kesimpulan
Hal-hal yang dapat penulis simpulkan dari pembahasan di bab II adalah :
▬ Tanaman bunga melati memiliki bunga dan daun yang berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit.
▬ Tanaman ada yang tumbuh liar di hutan-hutan atau ada yang di tanam dan di pelihara oleh masyarakat.


B.  Saran – saran

·         Sebagai generasi muda kita harus tahu tanaman apa saja yang mengandung khasiat obat.
  • Kita harus berusaha membudidayakan tanaman yang mengandung khasiat obat, di antaranya tanaman bunga melati.

DAFTAR PUSTAKA

Rukmana H. Rahmat (1997). Usaha Tani Melati, Yogyakarta, Kanisus
Suyono. 2007 cerdas berpikir bahasa dan sastra Indonesia. Jakarta : ganeca exact
Tim edukatif. 2007 kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga

 
© Copyright 2010-2011 Mari Berbagi All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.